Sejarah fast food sudah ada sejak abad ke-19, saat dimulainya era indusri di Amerika Serikat. Saat itu, masyarakat memasuki dunia kerja industri dengan kebiasaan yang baru pula. Mereka harus bekerja 8-10 jam sehari, dengan waktu istirahat yang pendek, sehingga harus efisien dalam memanfaatkan waktu makannya. Fast food saat itu hanya berupa snack bar yang dijual di kios-kios. Memasuki abad ke-20, mulai muncul restoran-restoran fast food seperti yang ada sekarang, disusul dengan era waralaba (franchise) sejak tahun 1950-an.
Kehadiran fast food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota.
Bertahun-tahun gaya hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka tersadar bahwa maraknya fast food telah membuat jumlah orang gemuk di AS juga meningkat tajam. Tak hanya itu, obesitas juga menjadi masalah nasional yang sangat serius, karena banyak kasus kematian menimpa orang AS, terkait dengan masalah kelebihan berat badan. Penyakit yang paling sering menyerang para penggemar fast food yaitu jantung koroner.
Secara teoritis, ketika menelan banyak kalori, tubuh dipaksa menghasilkan insulin dalam jumlah ekstra untuk mengubah karbohidrat menjadi gula darah. Namun, kehadiran insulin yang terlalu banyak justru akan memicu terjadinya penggabungan dengan lemak untuk bersama-sama merusak pembuluh darah. Pembuluh darah dijejali oleh segala macam kotoran, termasuk kolesterol. Ketika kolesterol menyumbat aliran darah, terjadilah penyakit jantung koroner.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa pria setengah baya yang berbadan ramping mempunyai usia yang lebih panjang 40% dibandingkan dengan mereka yang berbadan gemuk. Badan ramping dan pengendalian konsumsi kalori juga diduga berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung. Buktinya, pria-pria ramping ternyata berisiko kena serangan jantung 60% lebih kecil dibandingkan dengan pria gemuk. Naiknya berat badan akibat konsumsi kalori yang berlebihan juga berdampak buruk bagi tekanan darah dan akhirnya menimbulkan masalah hipertensi.
Konsumsi lemak yang tinggi akan merangsang kebutuhan glutation, sehingga tubuh semakin berisiko mengalami glutation rendah. Glutation adalah biomarker yang sangat tepat untuk membedakan individu yang sehat dengan individu yang sakit. Mereka yang kadar glutationnya tinggi mempunyai risiko sepertiga lebih rendah untuk menderita tekanan darah tinggi, sakit jantung, diabetes, dan infeksi saluran kemih.
Glutation sendiri tersusun dari asam-asam amino dan dihasilkan dalam setiap sel tubuh, yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dan serangan radikal bebas. Makanan yang dapat meningkatkan kadar glutation tubuh adalah sayuran sebangsa kubis (termasuk brokoli) dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C.
Sebenarnya, tak hanya fast food, kebiasaan mengonsumsi makanan enak secara berlebihan pada orang-orang yang sudah mapan hidupnya, seperti terjadi di AS, juga ikut andil dalam menciptakan tren manusia gemuk. Orang AS memiliki kecenderungan mengonsumsi produk pangan hewani dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap tahun (bandingkan dengan orang Indonesia yang hanya minum susu seingatnya dan makan telur rata-rata 50 butir saja dalam setahun), dan terlalu banyak makan daging.
Penelitian di Arizona State University membuktikan bahwa konsumsi vitamin C 500 mg selama dua minggu dapat meningkatkan glutation tubuh sampai 50%, tetapi dosis vitamin C yang lebih tinggi tidak dapat meningkatkan kadar glutation yang lebih tinggi lagi. Sedangkan, buah-buahan dan sayuran yang mengandung glutation relatif tinggi, di antaranya avokat 31,3 mg, semangka 28,3 mg, jeruk 14,6 mg, stroberi 11,9 mg, kentang 12,7 mg, tomat 10,9 mg, wortel 5,9 mg, dan bayam 5,0 mg.
Sebenarnya fast food tidak sama dengan junk food (makanan sampah yang hanya padat kalori). Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Yang penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi makan fast food agar tidak dikonsumsi secara berlebihan. Junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit. Yang paling gampang masuk dalam jenis ini adalah keripik kentang yang mengandung garam, permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman berkarbonasi.
Pada makanan yang mempunyai label junk food biasanya kandungan vitamin, protein, atau mineralnya sangat sedikit. Junk food mengandung banyak sodium, saturated fat, dan kolesterol. Bila jumlah ini terlalu banyak di dalam tubuh, maka akan menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat macam darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker. Sodium tidak boleh kebanyakan terdapat di dalam tubuh kita. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram. Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh. Bila sodium terlalu banyak, maka dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
Satured fat berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita makan. Kolesterol banyak terdapat dalam daging, ayam, ikan, telur, mentega, susu, dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah dan oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah satured fat akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari satured fat.
Selain itu, beberapa junk food juga mengandung banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi, dan obesitas. Minuman bersoda, cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram atau satu sendok teh sehari.***
Sumber resep-online.blogspot.com
Kehadiran fast food langsung disukai oleh masyarakat karena cocok untuk gaya hidup orang modern. Cara penyajiannya cepat sehingga semua orang bisa menyantapnya sambil berdiri atau berjalan, bahkan jalan-jalan di taman kota.
Bertahun-tahun gaya hidup serba instan itu berjalan, sampai akhirnya mereka tersadar bahwa maraknya fast food telah membuat jumlah orang gemuk di AS juga meningkat tajam. Tak hanya itu, obesitas juga menjadi masalah nasional yang sangat serius, karena banyak kasus kematian menimpa orang AS, terkait dengan masalah kelebihan berat badan. Penyakit yang paling sering menyerang para penggemar fast food yaitu jantung koroner.
Secara teoritis, ketika menelan banyak kalori, tubuh dipaksa menghasilkan insulin dalam jumlah ekstra untuk mengubah karbohidrat menjadi gula darah. Namun, kehadiran insulin yang terlalu banyak justru akan memicu terjadinya penggabungan dengan lemak untuk bersama-sama merusak pembuluh darah. Pembuluh darah dijejali oleh segala macam kotoran, termasuk kolesterol. Ketika kolesterol menyumbat aliran darah, terjadilah penyakit jantung koroner.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa pria setengah baya yang berbadan ramping mempunyai usia yang lebih panjang 40% dibandingkan dengan mereka yang berbadan gemuk. Badan ramping dan pengendalian konsumsi kalori juga diduga berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung. Buktinya, pria-pria ramping ternyata berisiko kena serangan jantung 60% lebih kecil dibandingkan dengan pria gemuk. Naiknya berat badan akibat konsumsi kalori yang berlebihan juga berdampak buruk bagi tekanan darah dan akhirnya menimbulkan masalah hipertensi.
Konsumsi lemak yang tinggi akan merangsang kebutuhan glutation, sehingga tubuh semakin berisiko mengalami glutation rendah. Glutation adalah biomarker yang sangat tepat untuk membedakan individu yang sehat dengan individu yang sakit. Mereka yang kadar glutationnya tinggi mempunyai risiko sepertiga lebih rendah untuk menderita tekanan darah tinggi, sakit jantung, diabetes, dan infeksi saluran kemih.
Glutation sendiri tersusun dari asam-asam amino dan dihasilkan dalam setiap sel tubuh, yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dan serangan radikal bebas. Makanan yang dapat meningkatkan kadar glutation tubuh adalah sayuran sebangsa kubis (termasuk brokoli) dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C.
Sebenarnya, tak hanya fast food, kebiasaan mengonsumsi makanan enak secara berlebihan pada orang-orang yang sudah mapan hidupnya, seperti terjadi di AS, juga ikut andil dalam menciptakan tren manusia gemuk. Orang AS memiliki kecenderungan mengonsumsi produk pangan hewani dalam jumlah yang sangat banyak. Mereka minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap tahun (bandingkan dengan orang Indonesia yang hanya minum susu seingatnya dan makan telur rata-rata 50 butir saja dalam setahun), dan terlalu banyak makan daging.
Penelitian di Arizona State University membuktikan bahwa konsumsi vitamin C 500 mg selama dua minggu dapat meningkatkan glutation tubuh sampai 50%, tetapi dosis vitamin C yang lebih tinggi tidak dapat meningkatkan kadar glutation yang lebih tinggi lagi. Sedangkan, buah-buahan dan sayuran yang mengandung glutation relatif tinggi, di antaranya avokat 31,3 mg, semangka 28,3 mg, jeruk 14,6 mg, stroberi 11,9 mg, kentang 12,7 mg, tomat 10,9 mg, wortel 5,9 mg, dan bayam 5,0 mg.
Sebenarnya fast food tidak sama dengan junk food (makanan sampah yang hanya padat kalori). Bahan penyusun fast food termasuk golongan pangan bergizi. Yang penting dilakukan adalah bagaimana mengatur frekuensi makan fast food agar tidak dikonsumsi secara berlebihan. Junk food adalah kata lain untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Umumnya yang termasuk dalam golongan junk food adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan gizinya sedikit. Yang paling gampang masuk dalam jenis ini adalah keripik kentang yang mengandung garam, permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng, dan minuman soda atau minuman berkarbonasi.
Pada makanan yang mempunyai label junk food biasanya kandungan vitamin, protein, atau mineralnya sangat sedikit. Junk food mengandung banyak sodium, saturated fat, dan kolesterol. Bila jumlah ini terlalu banyak di dalam tubuh, maka akan menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat macam darah tinggi, stroke, jantung, dan kanker. Sodium tidak boleh kebanyakan terdapat di dalam tubuh kita. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 miligram. Ini sama dengan 1 3/5 sendok teh. Bila sodium terlalu banyak, maka dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
Satured fat berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita makan. Kolesterol banyak terdapat dalam daging, ayam, ikan, telur, mentega, susu, dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah dan oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah satured fat akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari satured fat.
Selain itu, beberapa junk food juga mengandung banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi, dan obesitas. Minuman bersoda, cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling banyak gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 gram atau satu sendok teh sehari.***
Sumber resep-online.blogspot.com
2 comments:
lengkap banget penjelasannya...
top deh, makasih ifonya...
disini Alhamdulillah jarang makan fastfood :)
kembali... ^-^
Post a Comment